AUTOGATE PERLINTASAN KERETA API
BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS
DAFTAR ISI
DaftarIsi
Daftar Gambar
Ringkasan
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
GAGASAN
Kesimpulan
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Contoh plang pemberitahuan di perlintasan Kereta Api
Gambar 2 . Kondisi palang pintu perlintasan Kereta Api saat ini
Gambar 3.
Mikrokontroler tipe AVR
Gambar 4 . Sensor induksi magnet
Gambar 5 . LED indikator Buzzer Speaker
Gambar 6 . Sliding Type Autogate OS
Gambar 7 . Gambar Desain Gerbang otomatis
RINGKASAN
Kereta api merupakan salah satu jenis transportasi massal yang diminati oleh masyarakat. Jaringan rel
antar
kota, terutama di Pulau Jawa sangat
mendukung keberadaan
kereta
api sebagai
salah satu moda transportasi yang efektif dan efisien. Kecelakaan lalulintas pada perlintasan rel
kereta api sering terjadi akhir-akhir ini. Penyebab terjadinya kecelakaan tersebut umumnya karena tidak adanya pintu perlintasan, atau kegagalan pintu menutup saat dibutuhkan atau kegagalan operator untuk memerintahkan penutupan ( human error).
Sistem otomasi
kendali pintu perlintasan merupakan
solusi dari permasalahan
tersebut.
Pintu perlintasan Kereta Api yang dapat membuka
dan menutup dengan kontrol / monitoring dari stasiun merupakan
metode termurah
dan handal dapat meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan para pengguna jalan. Oleh karena itu, rancang bangun suatu sistem otomasi pintu
perlintasan Kereta Api menjadi sangat signifikan.
Pada rancang
bangun sistem
otomasi kendali
ini digunakan Mikrokontroler tipe AVR sebagai komponen pengontrol utama.Sensor induksi magnet dengan luaran LED
indikator dan Buzzer speaker adalah
sebagai pendeteksi
kedatangan
kereta
api dan pendeteksi
kereta telah lewat. Untuk
membuka
dan
menutup
gerbang digunakan Sliding Type Autogate OS
sesuai dengan perintah mikrokontroler tipe AVR. Rangkaian sistem otomasi Gerbang lintasan rel kereta api ini
secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu hardware dan software.Hardware merupakan sistem perangkat keras yang meliputi sistem
kontrol berupa Mikrokontroller,sliding
type,gerbang besi, speaker, lampu sirine dan sensor, sedangkan
software berupa
program yang
menggunakan pemrograman bahasa BASIC.
Dalam pengerjaannya dibagi tiga tahap yaitu tahapan perancangan, pembuatan dan uji coba alat. Uji coba alat dibagi menjadi dua tahap, yaitu uji coba per
bagian
(part)
dan uji
coba secara keseluruhan.
Hasil
dari
rancangan bangun ini diperoleh suatu alat kendali
pintu
perlintasan KA dengan
menggunakan Sensor induksi magnet dari stasiun untuk mendeteksi kedatangan kereta, mikrokontroler AVR sebagai pemroses
input, dan Slidding type
OS sebagai penggerak Gerbang untuk membuka dan menutup. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat meminimalisasikan kecelakaan yang terjadi pada
perlintasan rel kereta api, sehingga dapat meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan bagi para penumpang kereta api maupun para pengguna jalan.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain,dengan
ataupun tanpa mempergunakan alat bantu.Transportasi
berfungsi
untuk
mengatasi kesenjangan
jarak dan komunikasi antara
tempat
asal
dan tempat
tujuan. Untuk itu
dikembangkan sistem dalam wujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jalan).
Salah satu sarana yang akan kami bahas adalah kereta api,alat trasportasi ini merupakan alat transportasi yang terhindar dari kemacetan karena memiliki rutenya
sendiri.
Alat transportasi
ini
dilngkapi dengan adanya palang pintu perlintasan yang diletakkan pada tiap perlintasan rel
yang dilalui
jalan raya. Saat kereta
api melintas maka
pintu perlintasan akan
menutup jalan raya sehingga kereta
dapat berjalan dengan lancar,
hanya
saja tidak semua persimpangan rel kereta
dengan jalan raya ini memiliki
pintu perlintasan ,
peringatan
kedatangan
kereta
sehingga dapat membahayakan
para pengguna jalan raya yang menyebrang rel kereta.
Pintu
perlintasan
kereta
api yang ada
sekarang masih memanfaatkan
tenaga operator untuk membuka
dan menutup
pintu
perlintasan, sehingga dapat terjadi kemungkinan adanya human eror.
Maka
diperlukan otomatisasi
proses proses membuka dan
menutup pintu perlintasan sehingga hanya diperlukan pengawasan terhadap unit controlnya saja.
Dengan latar belakang permasalahan kecelakaan kereta api
tersebut
memunculkan ide untuk membuat simulasi kereta api dengan gerbang perlintasan otomatisasi,yakni dalam simulasi ini
nanti terdapat gerbang perlintasan seperti gerbang rumah dengan sliding type autogate OS sebagai motor penggerak dengan bantuan sesnsor induksi magnet dan mikrokontroler AVR. Dengan dibuatnya
alat ini diharapkan
dapat membantu
pemahaman
tentang prinsip kerja buka dan tutup perlintasan otomatis.
B.
Tujuan Program
Merancang bangun sebuah sistem otomasi kendali pintu perlintasan kereta api pada rancang bangun tersebut digunakan gerbang perlintasan seperti gerbang rumah dengan sliding type autogate OS sebagai motor penggerak dengan bantuan sesnsor induksi magnet dan mikrokontroler AVR. Dengan dibuatnya
alat ini diharapkan dapat membantu pemahaman tentang prinsip kerja buka dan tutup perlintasan otomatis.
C. Manfaat Program
Kegunaan dari PKM ini adalah
untuk memberikan bantuan
teknologi yaitu
berupa system kendali pintu
otomatis pada perlintasan
KA yang belum ada pintu, sehingga mempermudah stasiun dalam hal
pengawasan
perlintasan
kereta api dan juga dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan baik bagi para penumpang ataupun para pengguna jalan raya.
GAGASAN
Kebanyakan masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa palang pintu kereta api merupakan rambu utama untuk menghentikan laju kendaraan saat ada kereta api yang akan melintas. Jadi logikanya adalah, jika ada perlintasan kereta api
yang tidak ada palang pintunya, maka KAI wajib untuk memberi palang pintu kereta api di perlintasan tersebut.
Maka tak heran,
kalau banyak kritikan
yang datang
dari berbagai arah dengan
bunyi “banyaknya perlintasan liar
tidak berpalang pintu.”
Sekarang mari kita kembalikan pada peraturan yang benar pada undang-undang perkereta apian.
Saat melintasi
beberapa
perlintasan
kereta api yang berpalang pintu, biasanya bunyi dari undang-undang
tersebut
sering
disebutkan. Kurang lebih, undang-undang tersebut berbunyi seoerti ini
“Palang pintu perlintasan, bukanlah rambu utama. Melainkan hanya sebagai alat pengaman bantu perjalanan kereta api.” Hal ini juga tertulis di Pasal 114 Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Pasal 124 UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Kedua pasal itu mengatur, setiap kendaraan wajib berhenti ketika palang pintu perlintasan sudah ditutup dan sinyal sudah berbunyi.
Pada dasarnya alat tersebut bukanlah pengaman
kendaraan, melainkan “alat pengaman perjalanan kereta api” itu sendiri. Jika PT KAI harus memberi semua perlintasan
kereta dengan palang pintu,
harus berapa
triliun yang di keluarkan PT KAI menginggat banyak sekali jalan-jalan baru yang liar yang dibangun oleh warga setempat. Belum lagi jika dibangun perlintasan berpalang
pintu, PT KAI juga harus membiayai penjaga yang menjaga, jadi harus ada pengeluaran. Jika kita melihat sejarahnya bahwa jalan kereta dengan jalan raya lebih dulu
mana yang di
bangun,maka
kita wajib
mengutamakan jalan kereta karena masalah teknik antara kendaraan biasa dengan kereta api,hal ini bisa kita lihat bahwa kereta api
tidak bisa berhenti mendadak seperti kendaraan pada umumnya
baik roda
dua maupun roda empat,maka
seharusnya
kita
sebagai
pengguna jalan raya harus mendahulukan kereta.
Pintu perlintasan kereta api merupakan salah satu artefak terpenting dalam mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan kereta api. Salah satu faktor terjadinya peristiwa kecelakaan kereta api di Bintaro pada 9 Desember 2013 ditengarai disebabkan permasalahan pintu perlintasan kereta api. Ada yang
mengemukakan
kecelakaan ini dapat terjadi karena mobil tangki pengangkut BBM milik Perta-
mina yang menerobos palang pintu perlintasan. Namun, terdapat juga pendapat
bahwa hal tersebut bisa terjadi
karena pintu
per-lintasan kereta api yang telat ditutup. Dari hal ini terlihat bahwa sistem pintu perlintasan kereta memiliki peran penting dalam perkeretaapian di Indonesia, terutama dalam menekan angka kecelakaan.
Angka
kecelakaan
kereta
api di Indonesia masih
memprihatinkan. Faktor teknologi merupakan salah satu hal yang mendominasi penyebab tingginya angka kecelakaan. Kerusakan pada
sarana ataupun prasarana yang
meliputi sistem komunikasi, sistem persinyalan, kerusakan
pada petunjuk
kecepatan lokomotif, tidak berfungsinya sistem pengereman dengan maksimal, kondisi rel yang tidak
baik (kondisi ballast,
bantalan, dan alat penambal yang tidak baik), terjadinya genjotan track, keadaan wesel rel yang tidak baik, dan
keausan pada kop rel merupakan beberapa masalah yang sering muncul. Kerusakan sarana dan prasarana ini
mengakibatkan banyak kerugian seperti ma-sinis tidak dapat
memperkirakan berapa kecepatan kereta saat melewati sinyal maupun melalui rel yang berada dalam
kondisi tidak baik, tidak
dapat berkoordinasi baik dengan PK maupun PPKA untuk mengetahui persilangan kereta yang terjadi hingga pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahpahaman antarpetugas
yang terlibat dalam kegiatan pengoperasian kereta api.
Izazaya (ITB, 2012) dalam tulisannya, “Kajian Taksonomi
Kecelakaan
Kereta Api di Indonesia Menggunakan
Human Factors Analysis and
Classification System (HFACS)” memaparkan bahwa selain faktor manusia, persoalan teknologi masih menjadi masalah terbesar yang dimiliki oleh perusahaan kereta api
Indonesia, terutama dari segi perawatan baik sarana maupun prasarana.
Perawatan sarana dan prasarana PT
Kereta Api Indonesia (KAI) memang lemah jika dilihat dari metode, fasilitas, dan sumber daya manusia atau teknisi
perawatan tersebut. Salah satu kendala utama yang dialami PT
KAI adalah penundaan dana untuk proses pemeliharaan sarana dan prasarana. Sebagai contoh,
pada tahun 2011 dana pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api senilai total 17,4 trilliun rupiah terpaksa ditunda karena berbagai sebab. Padahal, di sisi lain kebutuhan
pemeliharaan sarana dan prasarana
tersebut sangat mendesak mengingat mayoritas kecelakaan terjadi disebabkan oleh faktor ini. Pintu perlintasan
kereta api merupakan
salah satu dari rangkaian teknologi yang ter- dapat dalam
sistem
perkeretaapian. Perlintasan kereta
api
adalah
perpotongan antara jalan rel dengan
jalan raya.
Perlintasan kereta
api dibagi
ke dalam dua macam. Pertama, perlintasan sebidang yang diartikan sebagai elevasi jalan rel
dan jalan raya ada pada satu bidang. Perlintasan sebidang ada yang berpintu dan ada yang
tanpa
pintu. Perlintasan yang tanpa pintu diperlukan ruang bebas pandang. Kedua, per-lintasan
tidak sebidang yang diartikan sebagai elevasi jalan rel dan jalan raya tidak berada pada satu bidang. Jalan raya yang berada di bawah jalan rel disebut under pass dan jalan raya yang berada di atas jalan rel disebut fly over (Peraturan Direktur Jenderal Perhubung-an Darat, 2005). Faktor pintu perlintasan kereta api tak dapat
dikesampingkan
dalam keselamatan kereta api. Teknologi
pintu perlintasan kereta api
langsung berinteraksi dengan masyarakat. Pintu perlintasan kereta api dibuat untuk “mendisiplinkan” para pengendara motor agar tidak menerobos saat kereta api melintas– meski pada kenyataan kemudian masih banyak pengendara yang menerobos. Selain penggunaan dari kereta api sebagai alat transportasi,
kereta api juga memiliki
catatan hitam sebagai
penyebab tingginya angka meninggal dunia yang
disebabkan kecelakaaan pada kereta api.
Berdasarkan data dari perkeretaapian
Indonesia
pada
tahun
2004-2006,
jumlah
korban akibat tabrakan Kereta Api (KA) vs kendaraan umum sebanyak 91 orang
(66%); korban tabrakan KA vs KA adalah 24 orang (17%); korban akibat KA anjlog
adalah 2
orang (1%) dan korban
kecelakaan
akibat
peristiwa
lain-lain
adalah 22 orang (16%) [1]. Sebagian besar dari berbagai penyebab kecelakaan dikarenakan tidak adanya pintu
perlintasan, kegagalan menutup palang pintu pada saat yang dibutuhkan serta kegagalan operator dalam memerintahkan
penutupan palang pintu (human error). Sebelumnya, penerapan tekhnologi palang pintu di perlintasan kereta api di Indonesia masih dilakukan secara manual, saat ini PT KAI masih menerapkan sistem komunikasi yang masih menggunakan
radio HT dan sistem
genta.
Pada kereta
api pun juga
hanya
terdapat
sistem
komunikasi
radio HT dimana pihak
masinis masih menginformasikan posisi kereta api kepada pihak stasiun, sehingga posisi kereta api tidak dapat diketahui secara real-time,
selanjutnya penjaga
pintu akan melakukan operasi untuk
menutup dan membuka palang pintu pada perlintasan kereta api.
Oleh sebab itu
perlu dikembangkan
suatu teknologi yang dapat mengurangi angka kecelakaan yang disebabkan human error.
Yaitu dengan adanya sistem peringatan dini dan
sistem gerbang otomatis. Diharapkan permasalahan-permasalahan dalam sistem perkeretaapian,
terutama dalam segi kecelakaan dapat diminimalisir. Selain itu, diharapkan sistem ini
dapat memberi informasi
dan pengetahuan bagi masyarakat terkait peningkatan
kewaspadaan
dengan adanya peringatan dini dari
sistem peralatan yang telah dirancang sebelumnya.selain itu, gagasan ini diharapkan
dapat direalisasikan oleh Pemerintah dan PT. KAI sehingga penggunaannya dapat mengurangi angka kecelakaan
lalu
lintas kereta
api yang disebabkan
kesalahan operator
(human
error).
Berdasarkan hal
tersebut kami memiliki gagasan yang diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut. Dengan berdasarkan pada akar permasalahan
yang telah kami analisa, yaitu
dari pintu itu sendiri,
gagasan kami
adalah membuat gerbang
perlintasan otomatis dimana gerbang
tersebut menutup
semua jalan di perlintasan
kereta api. Dan para pengendara
sepeda motor
dan kendaraan lain tidak
bisa
menerobos karena
jalan
sudah tertutup dengan gerbang tersebut.Gerbang ini
berbentuk seperti gerbang pada rumah atau perusahaan pada umumnya. Perlengkapan
alat alat
yang dibutuhkan untuk
gerbang
perlintasan kereta api otomatis ini yaitu :
1. Mikrokontroler tipe AVR sebagai komponen pengontrol utama
2. Sensor
induksi
magnet sebagai
alat pendeteksi
kedatangan kereta
api dan pendeteksi kereta telah lewat.
3. LED
indikator
Buzzer Speaker sebagai
pemberi tanda
pengguna
kendaraan yang melintasi autogate.
4. Sliding Type Autogate OS
sebagai pembuka
dan penutup
gerbang sesuai dengan perintah mikrokontroler tipe AVR.
Sliding type Autogate OS pada simulasi otomatisasi gerbang kereta api menggunakan mikrokontroller AVR. Sensor induksi magnetterdiri
dari bagian pemancar, yang terdiri dari LED dan Buzzer. Metode pendeteksian
kereta api dilakukan
dengan menggunakan medan magnet
sebagai pemicunya, dimana sensor infra red dipasang pada kedua sisi rel kereta api
dan reed switch dipasang pada kereta api pusat, sehingga Penerapan sensor
ini adalah untuk mendeteksi keberadaan magnet yang terpasang pada kereta.
Sehingga sensor memberikan input masukan,
yang nantinya
akan memicu motor penggerak servo, untuk diturunkan sebagai pertanda kereta api akan melewati perlintasan.
Tekhnologi Global Positioning System (GPS) juga diimplementasikan dalam tekhnologi palang pintu otomatis
ini, metode pengujian sistem
dilakukan
dengan
membandingkan jarak kereta api yang diperoleh dari lattitude dan longitude dari kereta api dan gerbang perlintasan. Sistem ini
dilengkapi dengan teknologi GPS untuk
mengetahui
latitude (lintang) dan longitude (bujur) letak kereta api
[7]. GPS digunakan sebagai pesawat penerima yang bekerja
berdasarkan
navigasi
gelombang radio dan output
datanya
berupa NMEA[8]. Data NMEA
diparsing dengan mikrokontroler yang
menjadi informasi untuk menunjukkan posisi kereta api dan nantinya akan dijadikan patokan untuk buka tutup palang pintu kereta api secara otomatis.
Gbr.design gerbang kereta
otomatis
Kira kira
seperti ini
gambaran design untuk rangkaian gerbang kereta otomatis, sensor dipasang sejajar untuk memastikan benda yang melewati
adalah kereta bukan benda yang lain
.dan
buzzer dipasang diarahkan ke pengendara
yang akan melintas
untuk memperingatkan
bahwa kereta
akan lewat dan gerbang pun menutup perlahan. Hal ini membuat para pengendara tidak bisa menerobos
gerbang
pintu
kereta.Dan
hal ini akan mengurangi angka kecelakaan orang tertabrak
oleh kereta.Gerbang akan kembali membuka setelah kereta melewati gerbang.
Terlepas dari sistem yang
bekerja tentunya sistem
ini memerlukan preventive maintenance
agar semua
yang kita rencanakan semua bekerja
dengan baik dan tidak terjadi masalah,bayangkan ketika alat
yang sedang beroperasi tiba tiba gerbang tidak tertutup,maka dari itu
sebaiknya setiap
seminggu sekali ada tim yang khusus di peruntukan untuk mengecek fungsi dari setia bagian mesin
atau part,dan
juga
mengganti
oli
gearbox nya mungkin bisa sebulan sekali
KESIMPULAN
Gerbang perlintasan kereta api sangat penting peranannya dalam hal keselamatan pengguna jalan raya terutama di
kota
kota besar. Karena jumlah dan intensitas pengguna
jalan raya lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah dan jalan perkampungan.
Dengan adanya inovasi dan pembaharuan Gerbang perlintasan kereta api, diharapkan bisa mengurangi angka jumlah kecelakaan pengguna jalan raya saat melintasi perlintasan
kereta api. Selain itu, mengacu pada kondisi palang pintu saat ini masih terlihat kurang efektif karena dari segi konstruksi
dari palang pintu itu sendiri termasuk paling sederhana, sehingga para pengguna jalan raya terutama kendaraan roda dua bisa dengan mudahnya menerobos palang pintu kereta api.
Konstruksi
Gerbang perlintasan kereta api yang
kami
rancang, bisa mengatasi permasalahan diatas, dikarenakan lebih maksimal menutup akses jalan
raya di perlintasan kereta api. Sehingga para pengguna jalan raya tidak bisa menerobos perlintasan kereta api, baik kendaraan roda empat, roda dua, maupun pejalan kaki.
Dari sistem elektrik, Gerbang ini mempunyai kelebihan Sistem Otomasi, karena gerbang ini bergerak menutup dan
membuka secara otomatis berdasarkan sinyal sensor, sehingga tidak memerlukan petugas penjaga di setiap perlintasan kereta api. Jika
dibandingkan dengan
palang pintu perlintasan
kereta api pada
umunya, tentu berbeda karena setiap palang pintu di setiap perlintasan, membutuhkan petugas
penjaga
untuk menutup dan membuka palang
pintu
itu
sendiri (manual)
DAFTAR PUSTAKA
Iridiastadi,
H. 2013.
Kajian
Kecelakaan Kereta Api Dengan Memanfaatkan Human Factors Analysis
And Classification System,
Tesis,
Program Pasca Sarjana Tekhnologi Industri, Institut Tekhnologi Bandung, Bandung.
Seno., Riyo Anjar.
2012. Strategi Adaptasi
Penjaga Perlintasan Kereta
Api
di
Kota Surabaya. Jurnal
AntroUnairDotNet,
Vol.1/No.1/Juli-Desember 2112 hal.
79
www.google.com/gerbang kereta api otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar