Sabtu, 15 Oktober 2016

TUGAS 2 : CASH FLOW



TUGAS 2
CASH FLOW


Nama   : YAN APRENDI
Kelas   : 3IB05A
NPM   : 1C414344
CASH FLOW
A. Pengertian Cash Flow

Cash Flow berasal dari dua suku kata,  yaitu cash yang artinya uang dan flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran uang. Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Hal yang harus diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang dimiliki suatu perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.

·         Fungsi Cash Flow

Fungsi dari cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda. Contohnya pada periode awal nominal uang kita sebesar Rp. 100000,00. Akan tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang kita belum tentu sebesar Rp. 100000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring bertambahnya waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00 pada periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring bertambahnya waktu.

Cash flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:

1.   Fungsi likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2.   Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3.   Fungsi capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
         Initial Cash Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dan lain-lain. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
         Operational Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
         Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
         Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan  lain:
         Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
         Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
         Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget uang misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

B.  Penyusunan Cash Flow

Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
         Menentukan minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
         Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
         Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.

Cara lain dalam penyusunan cash flow adalah:
• Membuat garis horizontal menunjukkan skala waktu


• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan penerimaan atau inflow (+).



• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan pengeluaran atau outflow (-).
 


• Cash flow dapat dilihat dari pihak siapa saja, karena masuk pada peminjam = keluar bagi pemberi.

P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.

F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke –n (sembarang).

A (Annual) adalah pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun pertama hingga tahun ke –n sebesar A.


Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang sama secara seragam.



Gradien turun pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang menurun secara seragam.


C. Perhitungan Aliran Uang ( Cash Flow )
Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
  1. Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
  1. Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
Menurut lap. Akuntansi
Keterangan
Arus Kas
  1. Pendapatan
Rp. 400 juta
Kas Masuk
Rp. 400 juta
  1. Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
Kas KeluarKas Masuk
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
  1. Laba Sebelum pajak (EBT)

Rp. 100 juta
  1. Pajak 50%
Rp. 50 juta
Laba Setelah Pajak (EAT)
Rp. 50 juta
Cash flow = EAT+Penyusutan    = 50 juta + 100 juta
                                                         = 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
  1. b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
Arus kas
1
17.500.000
2
19.000.000
3
20.500.000
4
22.000.000
5
24.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
               CF1     CF2       CF3         CFN
PV   =            +           +        +….+           – OI
                        (1+i)1   (1+i)2   (1+i)3              (1+i)n
NPV=   ∑ PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
Cash Flow(2)
Interest Rate(3)
Present Value(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,833
Rp. 14.577.500
2
Rp. 19.000.000
0,694
Rp. 13.186.000
3
Rp. 20.500.000
0,579
Rp. 11.869.500
4
Rp. 22.000.000
0,482
Rp. 10.604.000
5
Rp. 24.500.000
0,402
Rp. 9.849.000
Total present valueOriginal investment
Rp. 60.086.000Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp.10.086.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
Cash Flow(2)
Intrest Rate(3)
Present Value(4)=(2)x(3)
1
Rp. 25.000.000
0,833
Rp. 20.825.000
2
Rp. 25.000.000
0,694
Rp. 17.350.000
3
Rp. 25.000.000
0,579
Rp. 14.475.000
4
Rp. 25.000.000
0,482
Rp. 12.050.000
5
Rp. 25.000.000
0,402
Rp. 10.050.000
Total present valueOriginal investment
Rp. 74.750.000Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp. 24.750.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
  1. Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
Arus kas
1
17.500.000
2
19.000.000
3
20.500.000
4
22.000.000
5
24.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,2
Rp. 3.500.000
2
Rp. 19.000.000
0,2
Rp. 3.800.000
3
Rp. 20.500.000
0,2
Rp. 4.100.000
4
Rp. 22.000.000
0,2
Rp. 4.400.000
5
Rp. 24.500.000
0,2
Rp. 4.900.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 20.700.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. -29.300.000
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,5
Rp. 8.750.000
2
Rp. 19.000.000
0,5
Rp. 9.500.000
3
Rp. 20.500.000
0,5
Rp. 10.250.000
4
Rp. 22.000.000
0,5
Rp. 11.000.000
5
Rp. 24.500.000
0,5
Rp. 12.250.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 51.750.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. 1.750.000
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
2
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
3
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
4
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
5
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 25.000.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. -25.000.000
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.


Contoh : Tabel dan Diagram Cash Flow

Pencatatan Biaya Operasiaonal
Bulan Maret Tahun 2016

Tgl.
Perkiraan OCIF
Nilai (Rp)
Tgl.
Perkiraan OCOF
Nilai (Rp)
1
Penerimaan Operasi
12.000.000
1


2


2
Biaya Operasi
500.000
3


3
Biaya Produksi
3.000.000
4
Penerimaan Operasi
3.000.000
4


5


dst


6


6
Biaya Operasi
1.000.000
7
Penerimaan Operasi
7.000.000
7
dst


Dst


25


25
Biaya Operasi
300.000
26


26
Biaya Produksi
      6.000.000
27
Penerimaan Operasi
5.000.000
 27


28
Penerimaan Operasi
4.000.000
28
Biaya Operasi
400.000
29


29
Biaya Produksi
2.400.000
30


30


 31


 31



SALDO KURANG


SALDO LEBIH
17.400.000

JUMLAH
31.000.000

JUMLAH
31.000.000
 

Catatan  :  
1.      Saldo Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total OCOF    
2.      Saldo Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF    
3.      Tanggal ditulis lengkap selama satu bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau 31 Apabila tidak terjadi transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan dikosongkan.






Sumber :