TUGAS 2
CASH FLOW
Nama : YAN APRENDI
Kelas : 3IB05A
NPM : 1C414344
CASH FLOW
A. Pengertian
Cash Flow
Cash Flow berasal dari dua suku
kata, yaitu cash yang artinya uang dan
flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran uang.
Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas
dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan dalam satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas
adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas
merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana mereka
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Hal yang harus diperhatikan dalam cash
flow adalah memahami fungsi yang dimiliki suatu perusahaan itu, kapan
perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan menginvestasikan uangnya
untuk menghasilkan keuntungan besar.
·
Fungsi Cash
Flow
Fungsi dari
cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai
waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda.
Contohnya pada periode awal nominal uang kita sebesar Rp. 100000,00. Akan
tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang kita belum tentu sebesar
Rp. 100000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring bertambahnya
waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00
pada periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring
bertambahnya waktu.
Cash flow
mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:
1. Fungsi likuiditas
yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat
dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti
inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan
pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Fungsi capital
growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan dengan
jangka waktu relatif panjang.
Aliran uang yang berhubungan dengan
suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
•
Initial Cash
Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan
dan lain-lain. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow).
•
Operational
Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
•
Terminal Cash Flow
(Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek.
•
Cash flow
mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan lain:
•
Komposisi penerimaan
dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
•
Perusahaan
hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
•
Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget uang misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya.
B. Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash
flow, yaitu :
•
Menentukan
minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
•
Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
•
Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
Cara lain dalam
penyusunan cash flow adalah:
• Membuat garis
horizontal menunjukkan skala waktu
• Membuat tanda
panah keatas jika menyatakan penerimaan atau inflow (+).
• Cash flow dapat dilihat dari pihak siapa saja, karena masuk pada peminjam =
keluar bagi pemberi.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke –n (sembarang).
A (Annual)
adalah pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali
tiap tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun pertama hingga tahun ke
–n sebesar A.
Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang sama secara seragam.
Gradien turun pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang menurun
secara seragam.
C. Perhitungan
Aliran Uang ( Cash Flow )
Ada 2 cara dalam menghitung cash
flow, yaitu:
- Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai
dengan modal sendiri.
- Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai
dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
|
Kas KeluarKas Masuk
|
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
|
|
Rp. 100 juta
|
||
|
Rp. 50 juta
|
||
Laba Setelah Pajak (EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan = 50
juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba
Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba
Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada
sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat
pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang
dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode
(Kasmir & Jakfar, 2005:137).
- b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun,
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash
flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan
tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV =
+
+ +….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV= ∑ PV Cash flow
– Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Interest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present valueOriginal investment
|
Rp. 60.086.000Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana
sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan
usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow)
Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Intrest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present valueOriginal
investment
|
Rp. 74.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana
sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
- Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini
peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi
melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan
tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun
dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow)
pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan
tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 20.700.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan analisis Profit Sharing,
usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit
Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta
yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit
sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing
besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan
berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat
menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan
antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah
bagi hasil 50:50
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 51.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan analisis profit sharing dengan
nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek
investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan
usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow)
Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 25.000.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan kriteria Profit Sharing,
usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya
negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow
sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan
contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 =
50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut
diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan modal
itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan
menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan
menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil
dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.
Contoh : Tabel
dan Diagram Cash Flow
Pencatatan Biaya Operasiaonal
Bulan Maret Tahun 2016
Tgl.
|
Perkiraan OCIF
|
Nilai
(Rp)
|
Tgl.
|
Perkiraan
OCOF
|
Nilai
(Rp)
|
||
1
|
Penerimaan
Operasi
|
12.000.000
|
1
|
||||
2
|
2
|
Biaya
Operasi
|
500.000
|
||||
3
|
3
|
Biaya
Produksi
|
3.000.000
|
||||
4
|
Penerimaan
Operasi
|
3.000.000
|
4
|
||||
5
|
dst
|
||||||
6
|
6
|
Biaya
Operasi
|
1.000.000
|
||||
7
|
Penerimaan
Operasi
|
7.000.000
|
7
|
||||
dst
|
Dst
|
||||||
25
|
25
|
Biaya
Operasi
|
300.000
|
||||
26
|
26
|
Biaya
Produksi
|
6.000.000
|
||||
27
|
Penerimaan
Operasi
|
5.000.000
|
27
|
||||
28
|
Penerimaan
Operasi
|
4.000.000
|
28
|
Biaya
Operasi
|
400.000
|
||
29
|
29
|
Biaya
Produksi
|
2.400.000
|
||||
30
|
30
|
||||||
31
|
31
|
||||||
SALDO KURANG
|
SALDO LEBIH
|
17.400.000
|
|||||
JUMLAH
|
31.000.000
|
JUMLAH
|
31.000.000
|
||||
Catatan :
1. Saldo Lebih hanya diisi apabila Total
OCIF lebih besar daripada Total OCOF
2.
Saldo Kurang
hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF
3. Tanggal ditulis lengkap selama satu
bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau 31 Apabila tidak terjadi
transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan dikosongkan.
Sumber :