Nama : Yan Aprendi
NPM : 1C414344
Kelas : 2IB05
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II Pembahasan
1. Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
A. Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
B. Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
C. Perbedaan
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
D. Asas-asas
Pengetahuan Lingkungan
2. Sumber Daya Alam
A. Pengertian
Sumber Daya Alam
B.
Sumber Daya Alam di Indonesia
C.
Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi
D.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati dan Non Hayati
E. Landasan
Kebijaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Alam
F.
Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam
G. Daya
Dukung Lingkungan
H.
Keterbatasab Kemampuan Manusia
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
Kita sebagai manusia harus mengetahui tentang
asas-asas pengetahuan lingkungan. tujuannya adalah untuk kita harus mentaati
aturan-aturan yang telah berlaku agar lingkungan yang ada di sekitar kita pada
khususnya dan lingkungan diseluruhnya pada umumnya tidak terjadi kerusakan.
Karena sekarang banyak terjadi kerusakan pada lingkungan di dunia yang
disebabkan ketidak tahuan manusia terhadap asas-asas tersebut, atau mungkin
memang itu adalah ulah manusia yang hanya memikirkan materi dan kepentingannya
diri sendiri untuk meraup banyak keuntungan tanpa memikirkan dampak yang
terjadi pada lingkungan yang ada di bumi nanti.
Dalam ilmu lingkungan kita mengenal berbagai macam tentang sumber daya alam,
baik itu yang dapat diperbarui atau yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya
alam tersebut harus di gunakan dengan sebaik-baiknya.Asas di dalam suatu ilmu
pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian
digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang
lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh
ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan
ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara
empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas,
sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Ilmu lingkungan
merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari
jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek
sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan
sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling
terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup
dengan lingkungannya.
Sumber Daya Alam
Sumber daya
alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang
dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusiapada umumnya. Yang tergolong
di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, tetapi juga komponenabiotik, seperti minyak bumi, gas alam,
berbagai jenis logam, air, dan tanah.
2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah selain sebagain aspek standar penilaian
mata kuliah Pengantar Lingkungan, juga agar membantu masyarakat agar mengetahui
dan memahami pengertian dari ekologi, ilmu lingkungan dan asas-asas pengetahuan
lingkungan. Dan juga sebagai bahan introspeksi diri bagi penulis agar
mengoreksi diri apakah sudah memahami dan mengetahui tentang asas-asas
pengetahuan lingkungan secara tepat atau tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara
Umum
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan
lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Sangat
diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada matahari
kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis.
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin
yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang.
Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya—di
sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh
spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah
lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau
kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang
sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka
habitat tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan
hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya:
Ekologi perairan tawar
Ekologi laut
Ekologi darat
Menurut garis Taxonomi:
Ekologi tumbuhan
Ekologi vertebrata
Ekologi serangga
Ekologi jasad renik
ORGANISASI KEHIDUPAN:
BIOSFIR
ECOSISTEM
COMMUNITY
POPULATION
ORGANISME
B. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
Untuk lebih
memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat para ahli:
Menurut website carryinstitute.org, bahwa pengertian ekologi adalah studi
ilmiah tentang proses-proses yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan
organisme, interaksi yang ada pada organisme dan interaksi antara organisme dan
transformasi serta aliran energi dan materi.
Menurut Ernst
Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu
pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan
Menurut Charles
Elton (1927), secara singkat bahwa pengertian ekologi adalah sejarah alam
yang bersifat ilmiah "Scientific natural history"
Menurut E.P. Odum
(1963) bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
dan fungsi alam "The study of the structure and function of
nature"
Tahun 1972,
Menurut C. J. Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang
interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme
C. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan
sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah
mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya
buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan
integrasi ilmu fisik dan biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi,
fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan geografi) untuk
mempelajari tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah lingkungan. Ilmu
lingkungan menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan
interdisipliner untuk mempelajari sistem lingkungan (Anonim, 2011).
Ilmu lingkungan
adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut Soerjani, dkk
(2006), ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi
dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai ilmu
pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk
mendasari, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi
antara organisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu
lingkungan adalah filosofi dan gerakan sosial yang
luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi
dan perbaikan lingkungan.
Ekologi dan ilmu
lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat,
dan berhubungan dengan prinsip-prinsip yangsatu dengan
yang lain dan hal ini merupakan sesuatu yang penting
untuk sepenuhnya memahami satu dengan yang
lain. Perbedaan utama antara ekologi dan ilmu
lingkungan yaitu ilmu lingkungan merupakan bidang yang
lebihmenyeluruh yang menggabungkan banyak
unsur ilmu bumi dan kehidupan untuk
memahami berbagai proses alam.Ekologi, di sisi
lain, biasanya lebih difokuskan pada bagaimana
organisme berinteraksi satu sama lain dan denganlingkungan
sekitarnya mereka. Kedua ilmu memberikan informasi yang
sangat penting tentang alam dan apa yang dapat
dilakukan untuk lebih melindungi planet dan melestarikan
sumber daya.
Sebuah perbedaan penting antara
ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari
penelitian dalam disiplin ilmumasing-masing. Tidak
seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus
penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat
spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu
dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk
memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi
lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung
seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi
seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang cermat dan
penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan
dan adaptasi evolusioner yang
mempengaruhi suatu spesies.
Ahli lingkungan melakukan penelitian
laboratorium dan lapangan untuk belajar
tentang berbagai faktor yang mempengaruhisuatu
daerah. Seperti ekologi,
mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku
mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan
mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air
ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan
mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering
terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu
daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba
untuk mengidentifikasi dampak negative yang
dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Memahami baik ekologi dan ilmu lingkungan sangat penting dalam merumuskan
hukum dan kebijakan tentang konservasi. Ketika pihak pemerintah dan
industri menetapkan standar baru, mereka biasanya berkonsultasi profesional
dengan latar belakang di bidang ekologi dan ilmu lingkungan untuk
memberikan pertimbangan. Ahli Lingkungan akan
melakukan untuk menganalisistingkat pencemaran dan
faktor risiko lain di dekat sebuah pabrik
industri sedangkan ahli ekologi diperlukan untuk
menentukankesejahteraan populasi tertentu dan menyarankan
cara-cara untuk melindungi spesies yang terancam punah.
D. Asas-asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme
hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan
atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain
tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum
Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal
sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang
dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh,
berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada system pengubahan energi yang betul-
betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika
II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi
tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah
hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan
baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan
energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah
mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas
hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti
tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian
apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam
tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya
hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya
pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus
Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di
lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan
energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses
pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar
individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan
betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan
berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan
besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim
kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah
kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi
tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi
sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam.
Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila
menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam
sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup,
berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena
dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula
dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori
sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber
alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi
kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau
pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering
menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum.
Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini
adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan
sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun
batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil,
populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau
turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan
hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan
sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun
minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini
dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum
pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu
populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal penting,
pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk
penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan
rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber
makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka
hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan
tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih
banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan
saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan
Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal
tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya
bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun
abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat
diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih
banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas
lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama.
Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi
mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat
lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada
faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu
diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti
kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul
disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969)
keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan
keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman
pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup
itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad
hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies
mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain
tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang
berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies
mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan
satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai
kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok
taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran
terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan
tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas sebanding dengan
biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi
penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya
kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa
adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu
sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara
biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah
asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah
kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem
biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan
energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya
keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah
ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan
keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah
energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong
biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa
dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio
biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas
yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies
bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas
dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang
teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil
daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan
mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang
sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan
keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain,
energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke
arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat
bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap,
kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan
populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan
kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk
meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7.
Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di
lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan
adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi,
dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah
stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga
ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada
lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara
daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap,
beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk
bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak
ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada
kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang
belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia
dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan
terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang
kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan
12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka
jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap
terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu
syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang
mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan
energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi
tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang
nanti akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13,
tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem
yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk melalui
ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik (feedback)
komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi.
SUMBER DAYA ALAM
1. Sumber Daya Alam
A.
Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup
lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya
alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah,
udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang
tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
B.
Sumber daya alam di Indonesia
Macam-macam sumber Daya Alam dapat dibedakan
berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya:
a. Berdasarkan
jenis
Menurut
jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga
sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya
alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air,
dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber
daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan
manusia.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu,
serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air
terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam
yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
c. Berdasarkan
Sifat
Menurut sifatnya,
sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable),
misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena
dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable),
misalnya: minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara,
matahari, energi pasang surut, dan energi laut.
C.
Sumber daya alam dan pertumbuhan
ekonomi
Sumber daya alam dan tingkat
perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber
daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan
tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi
sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi
sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.
korupsi,perang saudara, lemahnya pemerintah dan demokrasi juga menjadi faktor
penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan
investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh
negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah norwegia dan bostwana
Walaupun suatu negara memiliki
Sumber daya alam yang berlimpah, belum tentu hal itu dapat memberikan manfaat
besar bagi penduduknya jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa fakta telah
menunjukkan bahwa negara-negara yang kaya sumber daya alamnya masih tertinggal
keadaan ekonominya jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang justru
sumber daya alamnya terbatas. Sebagai contoh, negara Jepang memiliki luas
wilayah dan kekayaan alam yang terbatas, tetapi Jepang menjadi negara maju di
dunia, lebih maju dari Indonesia yang memiliki SDA yang melimpah ruah. Oleh
karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara maksimal dengan
berbagai upaya.
Secara alamiah, penduduk memanfaatkan
potensi sumber daya alam dalam berbagai bentuk aktivitas sesuai dengan sumber
daya alam yang dimilikinya, aktivitas dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat
dibagi ke dalam enam aktivitas, yaitu
(1) pertanian, (2) perkebunan, (3) peternakan, (4) perikanan, (5)
pertambangan, dan (6) kehutanan.
1. Aktivitas Pertanian
Di Indonesia, aktivitas pertanian merupakan aktivitas
utama yang dilakukan oleh sebagian besar penduduknya. Keadaan tanah yang subur
dan di dukung iklimnya membuat penduduk Indonesia banyak mencari nafkah pada
aktivitas pertanian.
2. Aktivitas Perkebunan
Perkebunan bertujuan untuk menghasilkan komoditas
pertanian dalam jumlah besar. Dengan alasan efektifitas, aktivitas perkebunan
disertai dengan industri pengolahan hasil perkebunan yang sengaja dibangun di
area perkebunan. Komoditas yang dihasilkan biasanya diolah dan dikemas terlebih
dahulu sebelum dijual ke konsumen. Komoditas perkebunan yang berkembang di
Indonesia di antaranya adalah teh, kopi, cokelat, karet, kelapa, dan kelapa
sawit. Saat ini Indonesia menjadi penghasil sejumlah komoditas perkebunan,
seperti tebu, teh, tembakau, kopi, kelapa sawit, cengkih, kelapa, pala, karet,
vanili, lada, dan cokelat.
3. Aktivitas Peternakan
Perhatikan aktivitas peternakan di daerahmu. Hewan
ternak apa saja yang dibudidayakan di Indonesia? Budi daya peternakan yang
dikembangkan di Indonesia di antaranya sapi, kerbau, kuda, babi. Selain itu,
masih banyak ternak lainnya yang dikembangkan oleh penduduk secara mandiri,
misalnya ayam, kambing, domba, dan lain-lain.
4. Aktivitas Perikanan
Indonesia memiliki Sumber daya perairan yang sangat
berlimpah. Curah hujan yang cukup tinggi membuat banyak wilayah yang memiliki
sungai, danau, dan waduk. Tempat-tempat tersebut sebagian telah dimanfaatkan
oleh penduduk untuk aktivitas perikanan. Tentu saja sumber daya alam perikanan
yang jauh lebih besar adalah sumber daya alam yang ada di laut. Luas laut yang
sangat besar atau dua per tiga dari luas wilayah Indonesia, menyimpan berbagai
kekayaan alam, khususnya ikan.
5. Aktivitas Pertambangan
Perusahaan pertambangan dikelola oleh pemerintah
maupun swasta. Banyak perusahaan swasta dari luar Indonesia yang juga ikut
serta melakukan aktivitas penambangan dengan perjanjian tertentu dan sistem
bagi hasil dengan pemerintah Indonesia.
Minyak bumi dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
baik skala besar seperti PLN, maupun untuk rumah tangga, industri, kendaraan
bermotor. Selain dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri. produksi minyak bumi
dan gas alam Indonesia juga diekspor ke berbagai negara lain.
6. Aktivitas Kehutanan
Sumber daya alam hutan merupakan sumber daya alam yang
juga sangat berlimpah di Indonesia. Hutan dimanfaatkan penduduk untuk berbagai
keperluan, baik sebagai sumber pangan, penghasil kayu bangunan ataupun sebagai
sumber tambang dan mineral berharga. Pemanfaatan hutan selanjutnya dilakukan
secara intensif dengan mengambil secara besar-besaran sumber daya yang ada di
dalamnya.
D.
Pemanfaatan sumber daya alam hayati
dan non hayati
Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian. Alam mempunyai sifat yang beraneka
ragam namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan
alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan
itu.
Oleh karena itu, agar pemanfaatannya
dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus
disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harusdilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien,
misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan
bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.
Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta
(recycling).
4.
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai
dengan alam.
E.
Landasan kebijaksanaan pengelolaan
sumber daya alam
Pemanfaatan SDA secara berlebihan tanpa memperhatikan
aspek pelestariannya dapat meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas
lingkungan hidup yang pada akahirnya akan mengancam swasembada atau kecukupan
pangan semua penduduk di Indonesia. Oleh karena peran pemerintah dalam
memberikan kebjakan tentang peraturan pengelolaan SDA menjadi hal yang penting
sebagai langkah menjaga SDA yang berkelanjutan.
Kebijakan yang di buat oleh pemerintah tidak hanya
ditetapkan untuk dilaksanakan masyarakat tanpa pengawasan lebih lanjut dari
pemerintah. Pemerintah memiliki peran agar kebijakan tersebut diterapkan
sebagaimana mestinya oleh masyarakat. Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, dalam bidang
lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas dari
pemerintah pusat kepada daerah:
1. Meletakkan daerah pada posisi penting dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Memerlukan peranan lokal dalam mendesain kebijakan.
3. Membangun hubungan interdependensi antar daerah.
4. Menetapkan pendekatan kewilayahan.
F.
Karakteristik ekologi sumber daya
alam
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan
sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah
yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang
harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan
ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran
energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik
wilayah. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem
budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus
benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem
lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem
yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi
“keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir
bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem
pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini
membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses
penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem.
Semakin tinggi partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan
menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan
bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang
tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam
konteks ini maka membangun kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri)
harus diimbangi dengan jaringan kesaling-tergantungan (interdependency) dan
jaringan saling berhubungan (interkoneksi) antar komunitas dan antar para
pihak. Untuk bisa mengelola dinamika politik di antar para pihak yang berbeda
kepentingan seperti ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik
yang partisipatif demokrasi (participatory democracy).
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan
informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang
Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan
Ruang Wilayah/Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara
politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi
kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya cukup
banyak, maka wakil masyarakat adat dalam lembaga maka dari itu kita harus
menjaga sebaik mungkin ekologi sumber daya alam yang ada di lingkungan kita.
Karena sumber daya alam bukanlah hal yang mudah di dapat, apalagi di zaman
sekarang. Ekologinya pun makin sulit dijaga dan dipelihara. Sebagai tunas
bangsa sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan semua itu. Karena itu
akan berguna bagi masa ini dan masa yang akan datang.
G. Daya dukung lingkungan
Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang
tanpa batas. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada didalamnya
disebut daya dukung lingkungan. Sehubungan dengan daya dukung lingkungan, maka
dunia tidak dapat menyangga jumlah manusia yang tanpa batas, apabila daya
dukung lingkungan itu terlampui maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.
Daya dukung lingkungan ditentukan oleh banyak factor,
baik faktor biofisik maupun social – budaya – ekonomi. Faktor itu saling
dipengaruhi.
Faktor biofisik penting, Karena menentukan daya dukung
lingkungan ialah proses ekologi yang merupakan system pendukung kehidupan dan
keanekaan jenis yang merupakan sumberdaya gen, misalnya hutan adalah salah satu
factor ekologi dalam system pendukung kehidupan. Hutan melakukan proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen yang kita perlukan untuk pernapasan
kita.
Faktor sosial buda juga mampunyai peranan yang sangat
penting, bahkan menentukan daya dukung lingkungan, sebab akhirnya manusialah
yang menentukan apakah pembanguanan akan berjalan terus atau terhenti.
H. Keterbatasan kemampuan manusia
Setiap kegiatan manusia di alam ini, pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Kegiatan manusia yang
meningkat dan juga jumlah penduduk yang terus bertambah juga akan memanfaatkan
penggunaan sumber daya alam sebagai sumber energi dan hara yang dapat
mengganggu sistem energi dan sistem hara dalam lingkungan.
Lingkungan juga mempunyai potensi untuk menyembuhkan
kembali sistemnya apabila gangguan tersebut tidak melebihi daya dukung
lingkungan, sedangkan bila terlampaui maka mulai terjadi masalah lingkungan
karena kualitasnya akan menurun bahkan sampai rusak dan tidak dapat diperbaiki
kembali atau lingkungan telah tercemar.
Lingkungan yang tercemar akan mengurangi
kemanfaatannya bagi kehidupan makhluk, terutama manusia. Untuk itu sumber
pencemaran harus dikenali dan kemudian dikendalikan. Salah satu upaya dalam
pengelolaan lingkungan adalah mengatur beban pencemaran dari sumbernya baik
sumber pencemaran udara, air maupun limbah padat sehingga informasi tentang
besarnya beban pencemaran darisetiap sumber amat berguna dalam upaya
pengelolaan lingkungan tersebut.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebuah perbedaan
penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah
tujuan dari penelitian dalam
disiplin ilmumasing-masing. Tidak
seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus
penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat
spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu
dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk
memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi
lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung
seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi
seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang
cermat dan penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan
dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.
Ahli lingkungan melakukan penelitian
laboratorium dan lapangan untuk belajar
tentang berbagai faktor yang mempengaruhisuatu
daerah. Seperti ekologi,
mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku
mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan
mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air
ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan
mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering
terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu
daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba
untuk mengidentifikasi dampak negative yang
dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Dan dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas
inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi kita tercinta.
Sumber
Daya Alam
Pada
umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA
yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya
tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar
matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun
jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan
dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA
yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses
pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak
bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan
waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya
sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa
hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal
dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan suhu panas, selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi senyawa organik
tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.Oleh karena itu kita
harus bisa memanfaatkan SDA dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan,jangan terlalu berlebihan.Karena kelak anak cucu kita pasti
memerlukan SDA untuk kelangsungan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://oksfriani82.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-ekologi-dan-ilmu-lingkungan.html
http://hannitacambridge.blogspot.co.id/2011/11/sumber-daya-alam.html
http://kusdanar.wordpress.com/2010/10/24/landasan-sumberdaya-alam/http://rikihamdanielektro.wordpress.com/2011/11/05/karakteristik-ekologi-sumber-daya-alam/