Rangkaian Kombinasional
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika
yang memiliki output yang selalu tergantung pada kombinasi input yang ada.
Rangkaian kombinasional melakukan operasi yang dapat ditentukan secara logika
dengan memakai sebuah fungsi boolean.
Ada beberapa
Rangkaian logika kombinasional yang akan dibahas adalah Enkoder, Dekoder,
Multiplexer, dan Demultiplexer.
1.Encoder
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang
berfungsi untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi
keluaran kode biner.
Enkoder
disusun dari gerbanggerbang logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai
hasil tanggapan adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya
dinyatakan dengan aljabar boole, tergantung dari kombinasi - kombinasi gerbang
yang digunakan.
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Perhatikan contoh tabel fungsi keluaran Encoder berikut :
Tabel Fungsi keluaran encoder 8 ke 3
Dari tabel
diatas, dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :
Y0 = I1 + I3 + I5 + I7
Y1 = I2 + I3 + I6 + I7
Y2 = I4 + I5 + I6 + I7
Dari persamaan tersebut, maka rangkaian gerbangnya
dapat dibuat seperti pada
gambar
berikut :
Encoder merupakan kebalikan dari decoder.
Encoder
merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi mengubah data yang ada pada
inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya.
Contoh
encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder 8 ke 3, berfungsi mengubah
data bilangan oktal pada inputnya menjadi kode biner 3-bit pada outputnya.
Pada umumnya
encoder menghasilkan kode 2-bit, 3-bit atau 4-bit.
Encoder n bit
memiliki 2n saluran
input.
2.
Decoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit. Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Perhatikan gambar 1, keluaran gerbang AND = 1 jika masukan BCD adalah 0101
dan sama dengan untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode ini merupakan
representasi bilangan decimal 5 maka keluaran ini dinamakan saluran atau jalur
5. Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan yang dapat
dibaca dan dimengerti manusia.
Jenis-jenis
rangkaian decoder
1. BCD to
& 7segment Decoder
Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan oleh decoder,
sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED peraga (7 segmentLED), yang sesuai
kombinasi masukan biner tersebut. Sebagai contoh, Jika masukan biner DCBA =
0001, maka decoder akan memilih jalur keluaran mana yang akan diaktifkan. Dalam
hal ini saluran b dan c diaktifkan sehinggalampu LED b dan C menyala dan
menandakan angka 1.2. Decoder BCD ke decimal.Keluarannya dihubungkan dengan
tabung indikator angka. Sehingga kombinasi angka biner akan menghidupkan lampu indikator
angka yang sesuai. Sebagai contoh D = C = B = 0 , A= 1, akan menghidupkan lampu
indikator angka 1. Lampu indikator yang menyala akan sesuai dengan angk abiner
dalam jalan masuk.
Gambar 3. Decoder BCD ke Decimal
3. Rangkaian logika kombinasional Multiplexer
Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.
Karnaugh Map untuk
perencanaan rangkaian multiplexer 4 masukan ke 1 saluran adalah sebagai
berikut:
4. Rangkaian Logika kombinasional Demultiplekser
Rangkaian logika kombinasional Demultiplekser adalah Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
Gambar
realisasirangkaianDemultiplekser untukmasukan 1 keluaran 4 Karnaugh Map untuk
perencanaan rangkaian demultiplexer masukan 1 keluaran 4.
5. Adder
Adder merupakan rangkain ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang
digunakan untuk menjumlahkan bilangan. Karena adder digunakan untuk memproses
operasi aritmatika, maka adder juga sering disebut rangkaian kombinasional
aritmatika. Ada 3 jenis Adder, yaitu:
- Rangkaian adder yang hanya menjumlahkan dua bit disebut Half Adder.
- Rangkaian adder yang hanya menjumlahkan tiga bit disebut Full Adder.
- Rangkaian adder yang menjumlahkan banyak bit disebut Paralel Adder.
1.
Half Adder.
Rangkain
half adder merupakan dasar bilangan biner yang masing-masing hanya terdiri dari
satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
Jika A=0 dan
B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
Jika A=0 dan
B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1.
Jika A=1 dan
B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. Dengan nilai pindahan Cy (Carry Out) =
1.
Dengan
demikian, half adder memiliki dua masukan (A dan B), dan dua keluaran (S dan
Cy).
A
|
B
|
S
|
Cy
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
Dari tabel
diatas, terlihat bahwa nilai logika dari Sum sama dengan nilai logika dari
gerbang XOR, sedangkan nilai logika Cy sama dengan gerbang logika AND.
Dari tabel diatas, dapat dibuat rangkaian half adder seperti dibawah ini.
2. Full Adder
Full adder adalag mengolah data penjumlahan 3 bit bilangan atau lebih (bit tidak terbatas), oleh karena itu dinamakan rangkaian penjumlah lengkap. Perhatikan tabel dibawah ini.
A
|
B
|
C
|
S
|
Cy
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3. Paralel Adder
Paralel
Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun secara paralel dan berfungsi
untuk menjumlahkan bilangan biner berapa pun bitnya, tergantung jumlah Full
Adder yang diparalelkan. Gambar dibawah ini menunjukan Paralel Adder yang
terdiri dari 4 buah Full Adder
yang disusun paralel sehingga membentuk sebuah penjumlahan 4 bit.
RANGKAIAN
SEKUENSIAL
Pada rangkaian
logika sekuensial, keadaan keluaran selainditentukan oleh keadaan masukan juga
ditentukan olehkeadaan keluaran sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwarangkaian
logika sekuensial harus mempunyai pengingat(memory), atau kemampuan untuk
menyimpan informasi.Rangkaian dasar yang dapat dipakai untuk membentukrangkaian
logika sekuensial adalah latch dan flip-flop.Perbedaan latch dan flip-flop
terletak pada masukanclock. Pada flip-flop dilengkapi dengan masukan
clock,sedangkan pada latch tidak. Flip-flop hanya akan bekerjapada saat
transisi pulsa clock dari tinggi ke rendah ataudari rendah ke tinggi,
tergantung dari jenis clock yangdigunakan. Transisi pulsa clock dari rendah ke
tinggi disebut transisi positif, sedangkan transisi tinggi kerendah di sebut
transisi negatif.
1. RS FLIP-FLOP
Flip-flop RS atau
SR (Set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop ini
mempunyai 2 masukan: satu disebut S (SET) yang dipakai untuk menyetel (membuat
keluaran flip-flop berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (RESET) yang dipakai
untuk me-reset (membuat keluaran berkeadaan 0).
a. FF-RS (dirangkai dari NAND
gate)
Rangkaian Logika FF-RS
Tabel Kebenaran FF RS
b. FF – RS Berdetak
Dengan adanya
detak akan membuat FF-RS bekerja sinkron atau aktif HIGH
Simbol Logika
Rangkaian Logika FF-RS Berdetak
Tabel Kebenaran FF-RS Berdetak
2. D
FLIP-FLOP
Sebuah masalah
yang terjadi pada Flip-flop RS adalah dimana keadaan R = 1, S = 1 harus
dihindarkan. Satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengizinkan hanya
sebuah input saja dimana FF-D mampu mengatasi masalah tersebut
Simbol Logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
3. JK
FLIP-FLOP
FF JK mempunyai
masukan “J” dan “K”. FF ini “dipicu” oleh suatu pinggiran pulsa clock positif
atau negatif. FF JK merupakan rangkaian dasar untuk menyusun sebuah pencacah.
FF JK dibangun dari rangkaian dasar FF SR dengan menambahkan dua gerbang AND
pada masukan R dan S serta dilengkapi dengan rangkaian diferensiator pembentuk
denyut pulsa clock
Simbol logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
4. T
FLIP-FLOP
Nama flip-flop T
diambil dari sifatnya yang selalu berubah keadaan setiap ada sinyal pemicu
(trigger) pada masukannya. Input T merupakan satu-satunya masukan yang ada pada
flip-flop jenis ini sedangkan keluarannya tetap dua, seperti semua flip-flop
pada umumnya. Kalau keadaan keluaran flip-flop 0, maka setelah adanya sinyal
pemicu keadaan-berikut menjadi 1 dan bila keadaannya 1, maka setelah adanya
pemicuan keadaannya berubah menjadi 0. Karena sifat ini sering juga flip-flop
ini disebut sebagai flip-flop toggle (berasal dari scalar toggle/pasak).
Simbol Logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
5.
REGISTER
Register adalah
himpunan dari sejumlah sel yang masing-masing terdiri dari sebuah flip-flop,
dimana setiap sel dapat menyimpan data sebanyak 1-bit. Register ini umumnya
dapat dibaca dan ditulis sehingga berfungsi sebagai memori yang berukuran
kecil. Fungsi dari register kadang-kadang lebih dari hanya sekedar menyimpan
data, tetapi dapat juga mengolahnya secara terbatas, misalnya menggeser kekiri
atau kekanan.
Register Pemalang (Latch)
Disebut pemalang
karena register ini berfungsi untuk memalang data. Artinya nilai data yang
menjadi masukannya akan dipertahankan pada keluarannya, walaupun masukan
tersebut telah dihilangkan. Register ini sangat diperlukan untuk menghubungkan
peralatan berkecepatan tinggi dengan yang berkecepatan rendah. Dalam hal ini
register berfungsi sebagai penyangga (buffer). Pemalang umumnya dibentuk
dengan menggunakan flip-flop D.
Jika masukan LE (Latch
Enable) tinggi maka semua flip-flop mendapat pulsa clock sehingga menangkap
data masukannya. Selanjutnya jika data masukan dihilangkan maka nilai data
sebelumnya akan tetap ada pada keluaran register. Data ini akan tetap
dipertahankan sampai ada pengambilan data yang baru.
Pemalang Transparan
Pemalang umumnya
dibuat transparan dimana masukan LE bersifat level sensitive. Jika LE
bernilai tinggi maka nilai keluaran flip-flop yang bersangkutan akan sama
dengan nilai keluarannya. Saat LE beralih ke rendah maka nilai masukan pada
saat itu akan ditangkap dan dipertahankan.
Memori
Memori berfungsi
untuk menyimpan informasi. Jumlah data yang dapat disimpan tergantung kapasitas
memori tersebut. Ada memori yang hanya dapat dibaca (ROM) ada pula yang dapat
dibaca dan ditulis (RAM)
Register Geser Kanan
Pada register ini flip-flop yang dikanan
mendapat masukan dari keluaran flip-flop yang dikiri.
Register Geser Kiri
Pada register ini flip-flop yang dikiri
mendapat masukan dari keluaran flip-flop yang dikanan.
Register Geser Kanan / Kiri
Masukan suatu flip-flop bisa dari flip-flop
yang dikiri ataupun yang dikanannya, tergantung pada nilai logika masukan S (select).
Parallel Input Serial Output
Data untuk masing-masing flip-flop akan
di-loading pada saat masukan LD (load) berlogika tinggi. Selanjutnya
data akan digeser kekanan pada setiap pulsa CP.
Serial Input Parallel Output
Data untuk masing-masing flip-flop akan
dikeluarkan pada saat masukan OE (output enable) berlogika tinggi.